Keajaiban Al-Qur`an dan Pembenarannya Secara Ilmiah
Empat belas abad silam, Allah SWT telah menurunkan Al-Qur`an sebagai kitab
petunjuk. Dia menyeru umat manusia agar terbimbing pada kebenaran dengan mematuhi
isi kitab tersebut. Sejak saat diturunkannya hingga masa kebangkitan maka kitab
terakhir ini akan tetap menjadi satu-satunya petunjuk bagi umat manusia.
Keindahan bahasa Al-Qur`an yang tak tertandingi dan hikmah agungnya membuktikan
bahwa ia adalah firman dari Allah SWT.
“Dan jika kamu
(tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur`an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami
(Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al- Qur`an itu dan ajaklah
penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar” (QS. Al-Baqarah [2] ayat 23).Ayat ini merupakan
tantangan bagi mereka yang meragukan tentang kebenaran Al Quran itu tidak dapat
ditiru walaupun dengan mengerahkan semua ahli sastera dan bahasa karena ia
merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW.
“Katakanlah:
“Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa
Al-Qur`an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia,
sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.” (QS. Al-Israa` [17] ayat 88)
Disamping itu,
Al-Qur`an mempunyai bukti keajaiban lain yang membuktikannya sebagai wahyu
Allah SWT. Salah satu keajaiban ini adalah kenyataan bahwa sejumlah kebenaran
ilmiah yang hanya mampu diungkap oleh kecanggihan abad ke 20, ternyata telah
dinyatakan di dalam Al-Qur`an di 1400 tahun yang lalu. Tetapi Al-Qur`an
bukanlah sebuah kitab ilmu pengetahuan, namun di dalam sejumlah ayatnya
terdapat banyak fakta ilmiah yang dinyatakan sangat ringkas dan mendalam, yang
baru ditemukan dengan menggunakan kemajuan teknologi abad ke 20. Fakta-fakta
ini belum dapat diketahui pada masa-masa Al-Qur`an di turunkan. Sehingga ini
semakin membuktikan bahwa Al-Qur`an memang benar adalah firman Allah SWT.
Untuk memahami
keajaiban ilmiah tentang Al-Qur`an, kita hendaknya melihat terlebih dahulu
tingkat pengetahuan pada saat kitab suci ini diturunkan. Pada abad ke tujuh
saat Al-Qur`an di turunkan, bangsa Arab memiliki beberapa kepercayaan tahayul
dan tanpa didasari bukti terhadap hal-hal yang berbau ilmiah. Ketiadaan
teknologi untuk meneliti tentang alam semesta, menyebabkan bangsa Arab kala itu
mempercayai legenda-legenda dari nenek moyang mereka. Misalnya mereka percaya
bahwa Bumi menopang langit yang berada diatasnya. Mereka yakin bahwa Bumi ini
rata dan terdapat gunung-gunung tinggi yang berada di kedua tepinya. Waktu itu
diyakini bahwa gunung-gunung tersebut merupakan tiang penyangga yang membuat
kubah langit tetap berada diatas sana.
Namun demikian,
semua kepercayaan tahayul bangsa Arab ini kemudian dihapuskan oleh Al-Qur`an.
Surat Ar-Ra`ad [13] ayat 2 misalnya yang menyebutkan bahwa:
“Allah-lah
yang meninggikan langit tanpa tiang sebagaimana yang kamu lihat,……”
Telah jelas
menghapus kenyakinan bahwa langit tetap berada di atas sana atas keberadaan
gunung-gunung.
Dalam banyak hal
lain maka fakta penting diungkapkan dimasa tak mungkin seorangpun mampu
mengetahuinya. Al-Qur`an yang di turunkan dimasa manusia yang sedikit sekali
mengetahui tentang Astronomi, fisika atau biologi, berisi fakta-fakta kunci
tentang berbagai hal. Seperti penciptaan alam semesta, penciptaan manusia,
struktur atmosfir dan keseimbangan sempurna yang memungkinkan adanya kehidupan
di muka Bumi ini.
Kini marilah kita simak kebenaran
ilmiah yang telah diungkapkan oleh Al-Qur`an:
1. Penciptaan alam
semesta
Asal muasal alam semesta digambarkan di dalam Al-Qur`an pada ayat
berikut;
“Dia pencipta langit dan bumi, bagaimana Dia mempunyai anak
padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia
mengetahui segala sesuatu” (QS. Al-An`aam [6] ayat 101)
Keterangan yang diberikan oleh Al-Qur`an ini bersesuaian penuh
dengan penemuan ilmiah ilmu pengetahuan pada masa sekarang ini. Kesimpulan yang
di dapatkan Astrofisika saat ini adalah, bahwa keseluruhan alam semesta beserta
dimensi materi dan waktu muncul dan ada oleh hasil dari suatu ledakan raksasa
yang terjadi dalam waktu sekejab. Peristiwa ini yang dikenal dengan Big
Bang membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun yang
lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai ledakan satu titik
tunggal.
Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang adalah
satu-satunya penjelasan masuk akal dan membuktikan tentang bagaimana asal
muasal alam semesta tercipta dan menjadi ada. Sebelum Big Bang tak
ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi ketiadaan dimana materi, energi
bahkan waktu belumlah ada dan hanya mampu diartikan secara metafisika,
terciptalah materi, energi dan waktu. Fakta ini yang baru saja ditemukan oleh
ahli fisika modern, sesungguhnya telah diberitakan oleh Al-Qur`an 14 abad yang
lalu.
2. Pengembangan alam
semesta
Dalam Al-Qur`an yang diturunkan sekitar 14 abad yang lalu maka
mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:
“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan
sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa (meluaskannya)” (QS.
Adz-Dzaariyaat [51] ayat 47)
Kata “langit” sebagaimana yang disebutkan dalam ayat ini,
digunakan di banyak ayat lainnya di dalam Al-Qur`an dengan makna luar angkasa
dan alam semesta. Disini sekali lagi kata tersebut digunakan dengan arti ini.
Dengan kata lain dalam Al-Qur`an dikatakan bahwa alam semesta mengalami
perluasan atau mengembang. Dan inilah kesimpulan yang telah dicapai oleh ilmu
pengetahuan masa kini. Hingga awal abad ke 20, satu-satunya pandangan umum yang
diyakini oleh ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan ada
sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan dan
perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam
semesta memiliki permulaan dan ia terus menerus mengembang.
Gambar 3. Alam semesta yang terus mengembang
Pada awal abad ke 20, fisikawan Rusia Alexander Fraigmen dan ahli
kosmologi Belgia Jost Lenartre secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa
alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang. Fakta ini dibuktikan juga
dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati dengan
teleskop, seorang astronomi Amerika Erwin Hawert, menemukan bahwa
bintang-bintang dan Galaxi terus bergerak saling menjauhi. Sebuah alam semesta
dimana satu sama lainnya saling bergerak dan menjauhi, berarti alam semesta
tersebut terus mengembang. Pengamatan yang dilakukan di tahun-tahun berikutnya,
memperkokoh fakta bahwa alam semesta memang terus mengembang. Kenyataan ini
diterangkan pada Al-Qur`an saat tak ada seorangpun yang mampu mengetahuinya.
Ini dikarenakan bahwa Al-Qur`an adalah firman Allah SWT, Sang Maha Pencipta.
3. Orbit
Tatkala merujuk pada matahari dan bulan di dalam Al-Qur`an, bahwa
semua bergerak pada masing-masing garis orbit atau edar tertentu.
“Dan Dia-lah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan
bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya” (QS.
Al-Anbiyaa [21] ayat 33)
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam
tetapi bergerak pada garis edar tertentu.
“Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah
ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui” (QS. Yaasiin
[36] ayat 38)
Fakta-fakta yang disampaikan dalam Al-Qur`an ini telah ditemukan
melalui pengamatan astronomi di zaman kita sekarang. Menurut perhitungan para
ahli astronomi bahwa Matahari bergerak dengan kecepatan luarbiasa yang mencapai
720.000 Km/jam kearah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang disebut Solarafeks.
Ini berarti Matahari bergerak sejauh ± 17.280.000 Km/hari. Bersama Matahari,
semua planet dan satelit yang berada dalam sistem gravitasi Matahari juga
berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya semua bintang di alam semesta berada
dalam satu gerakan serupa yang terencana.
Keseluruhan alam semesta yang dipenuhi oleh lintasan dan garis
edar seperti ini, dinyatakan dalam Al-Qur`an sebagai berikut:
“Demi langit yang mempunyai jalan-jalan[2],” (QS.
Adz-Dzaariyaat [51] ayat 7)
Yang dimaksud adalah orbit bintang-bintang dan planet-planet.
Terdapat ± 200 milyar Galaxi di alam semesta ini, dan masing-masingnya terdiri hampir dari 200 bintang. Sebagian besar bintang-bintang ini mempunyai planet dan sebagian besar planet-planet ini memiliki bulan. Semua benda langit tersebut bergerak dalam garis peredaran yang diperhitungkan dengan sangat teliti. Selama jutaan tahun masing-masing seolah berenangan sepanjang garis edarnya dalam keserasian dan keteraturan yang sempurna bersama dengan yang lainnya. Selain itu, sejumlah komet juga bergerak bersama garis edar yang ditetapkan baginya.
Yang dimaksud adalah orbit bintang-bintang dan planet-planet.
Terdapat ± 200 milyar Galaxi di alam semesta ini, dan masing-masingnya terdiri hampir dari 200 bintang. Sebagian besar bintang-bintang ini mempunyai planet dan sebagian besar planet-planet ini memiliki bulan. Semua benda langit tersebut bergerak dalam garis peredaran yang diperhitungkan dengan sangat teliti. Selama jutaan tahun masing-masing seolah berenangan sepanjang garis edarnya dalam keserasian dan keteraturan yang sempurna bersama dengan yang lainnya. Selain itu, sejumlah komet juga bergerak bersama garis edar yang ditetapkan baginya.
Gambar 5. Garis edar (Orbit)
Garis edar di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda-benda
angkasa. Galaxi-galaxi pun bergerak dengan kecepatan yang luarbiasa dalam satu
garis edar yang terhitung dengan penuh rencana dan teliti. Selama pergerakan
ini, tak satupun benda angkasa ini memotong lintasan yang lain atau bertabrakan
dengan yang lainnya. Bahkan telah teramati bahwa sejumlah Galaxi berpapasan
satu dengan yang lainnya tanpa satu pun dari bagian-bagiannya saling
bersentuhan.
Dapat dipastikan bahwa pada saat Al-Qur`an diturunkan, manusia
tidak memiliki teleskop masa kini atau teknologi canggih untuk mengamati luar
angkasa yang berjarak jutaan kilometer. Tidak pula pengetahuan fisika maupun
astronomi modern. Karenanya, saat itu tidaklah mungkin mengatakan secara ilmiah
bahwa ruang angkasa dipenuhi oleh lintasan dan garis edar sebagaimana yang
dinyatakan dalam ayat tersebut diatas. Akan tetapi hal ini dinyatakan secara
terbuka kepada kita di dalam Al-Qur`an yang diturunkan sejak saat itu.
4. Atap pelindung
Dalam Al-Qur`an, Allah SWT mengarahkan perhatian kita kepada sifat yang sangat menarik tentang langit.
“Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara,
sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat
padanya” (QS. Al-Anbiyaa` [21]ayat32)
Maksudnya: yang ada di langit itu sebagai atap dan yang dimaksud
dengan terpelihara ialah segala yang berada di langit itu dijaga oleh Allah
dengan peraturan dan hukum-hukum yang menyebabkan dapat berjalannya dengan
teratur dan tertib.
Sifat langit ini telah dibuktikan oleh penelitian ilmiah abad ke
20. Atmosfer yang melingkupi Bumi berperan sangat penting bagi keberlangsungan
kehidupan. Dengan menghancurkan sejumlah meteor, besar ataupun kecil ketika
mereka mendekati Bumi, atmosfer mencegah mereka jatuh ke Bumi yang dapat
membahayakan makhluk hidup.
Atmosfer juga menyaring sinar-sinar dari ruang angkasa yang
membahayakan bagi kehidupan. Menariknya, atmosfir hanya membiarkan agar
ditembus oleh sinar-sinar yang tak berbahaya dan berguna, seperti cahaya
tampak, sinar Ultraviolet Tepi, dan gelombang radio. Semua radiasi ini
sangatlah diperlukan bagi kehidupan. Sinar Ultraviolet Tepi yang sebagian kecil
menembus atmosfir sangat penting bagi fotosintesis bagi tanaman dan bagi
kelangsungan seluruh makhluk hidup. Sebagian besar sinar ultraviolet kuat yang
dipancarkan oleh Matahari, ditahan oleh lapisan Ozon atmosfir dan hanya
sebagian kecil dan penting saja dari spectrum ultraviolet yang mencapai Bumi.
Fungsi dari pelindung atmosfer tidak berhenti sampai disini saja.
Atmosfer juga melindungi Bumi dari suhu dingin membeku yang ada di luar
angkasa. Yang mencapai suhu 270° C di bawah nol. Sehingga atmosfer melindungi
Bumi dari bahaya.
Selain atmosfer, sabuk Van Allen suatu lapisan
yang tercipta sebagai akibat keberadaan magnet Bumi juga berperan sebagai
perisai yang melawan radiasi berbahaya bagi planet kita. Radiasi ini, yang
terus menerus dipancarkan oleh Matahari dan bintang-bintang lainnya sangat
mematikan bagi makhluk hidup.
Jika saja sabuk Van Allen tidak ada, semburan
energi raksasa yang disebut jilatan api yang terjadi berkali-kali pada Matahari
akan menghancurkan seluruh kehidupan di muka Bumi. Karena energi yang
dipancarkan dalam satu kali jilatan api saja, sebagaimana yang tercatat baru-baru
ini, terhirung setara dengan 100 milyar bom atom yang diledakkan di Hiroshima.
58 jam setelah jilatan tersebut, teramati bahwa jarum magnetik
kompas bergerak tidak seperti biasanya. Dan 250 Km diatas atmosfer Bumi terjadi
peningkatan suhu secara tiba-tiba hingga mencapai suhu 2500°C. Singkatnya
sebuah sistem sempurna telah bekerja jauh tinggi diatas Bumi. Ia melingkupi
Bumi kita, dan melindunginya dari berbagai ancaman dari luar angkasa. Para
ilmuwan baru mengetahuinya sekarang, sedangkan sejak berabad-abad lampau kita
telah diberitahu tentang atmosfer Bumi yang berfungsi sebagai lapisan pelindung
di dalam Al-Qur`an.
5. Langit yang
mengembalikan
Di dalam Al-Qur`an
surat Ath-Thaariq [86] ayat 11, telah mengacu pada fungsi yang dimiliki oleh
langit.
“Demi langit yang
mengandung hujan[4]”
[4] Raj’i berarti
kembali. Hujan dinamakan raj’i dalam ayat
ini, karena hujan itu berasal dari uap yang
naik dari bumi ke
udara, kemudian turun ke bumi, kemudian kembali ke atas, dan dari atas kembali
ke
bumi dan begitulah
seterusnya.
Kata yang ditafsirkan sebagai “mengandung hujan” dalam terjemahan
Al-Qur`an ini juga bermakna mengirim kembali atau mengembalikan. Sebagaimana
yang diketahui, atmosfer yang melingkupi Bumi terdiri dari sejumlah lapisan.
Setiap lapisan memiliki peran penting bagi kehidupan. Penelitian mengungkapkan
bahwa lapisan-lapisan ini memiliki fungsi mengembalikan benda-benda atau sinar-sinar
yang mereka terima keluar angkasa atau ke arah bawah yakni ke Bumi.
Sekarang marilah kita cermati sejumlah
contoh pengembalian dari lapisan-lapisan (atmosfer) yang mengelilingi
Bumi tersebut.
a) Lapisan Troposphere (13-15 km diatas permukaan
Bumi) memungkinkan uap air yang naik dari permukaan Bumi, menjadi terkumpul
hingga jenuh kemudian turun kembali ke Bumi sebagai hujan.
b) Lapisan Ozonosphere (25 km diatas permukaan
Bumi) memantulkan radiasi berbahaya dan sinar Ultraviolet dari luar angkasa dan
mengembalikan keduanya ke luar angkasa.
c) Lapisan Ionosphere, memantulkan pancaran
gelombang radio dari Bumi keberbagai belahan Bumi yang lainnya. Persis seperti
komunikasi satelit pasif. Sehingga memungkinkan komunikasi tanpa kabel,
pemancaran siaran radio dan televisi dalam jarak yang cukup jauh.
Sifat-sifat lapisan-lapisan langit yang hanya dapat ditemukan
melalui penelitian ilmiah pada masa kini tersebut telah dinyatakan berabad-abad
lalu di dalam Al-Qur`an. Ini sekali lagi membuktikan bahwa Al-Qur`an adalah
firman Allah SWT.
6. Lapisan-lapisan
atmosfer
Satu fakta tentang
alam semesta sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-Qur`an adalah bahwa langit
terdiri dari tujuh
lapis.
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu
dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan
Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah [2] ayat 29)
“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih
merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu
keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.” Keduanya
menjawab: “Kami datang dengan suka hati” (QS. Fushshilat [41] ayat 11)
“Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia
mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat
dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan
sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui” (QS. Fushshilat [41] ayat 12)
Kata langit yang kerap muncul di banyak ayat Al-Qur`an, digunakan
untuk mengacu pada langit Bumi (atmosfer) dan juga keseluruhan alam
semesta. Dengan makna kata seperti ini, terlihat bahwa langit Bumi atau
atmosfer terdiri dari tujuh lapisan. Saat ini, benar-benar diketahui bahwa
atmosfir Bumi terdiri dari lapisan-lapisan yang berbeda yang saling
bertumpukan. Lebih dari itu, persis yang telah disebutkan oleh Al-Qur`an bahwa
atmosfer terdiri dari tujuh lapisan.
Dalam sumber ilmiah hal tersebut diuraikan sebagai berikut: “Para
ilmuwan menemukan bahwa atmosfer terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan-lapisan
tersebut berbeda dalam ciri-ciri fisik, seperti tekanan dan jenis gasnya.
Lapisan atmosfer yang terdekat dengan Bumi disebut Troposfer. Ia
membentuk sekitar 90% massa dari keseluruhan atmosfer. Lapisan diatas Troposfer disebut Stratosfer dimana
terjadi penyerapan sinar Ultraviolet. Lapisan diatas Stratosfer disebut Mesosfer. Termosfer berada
di atas Mesosfer. Gas-gas terionisasi membentuk suatu lapisan dalam Termosfer yang
disebut Inosfer. Bagian terluar dari atmosfer Bumi membentang
dari sekitar 480 km hingga 960 km. Bagian ini dinamakan Eksosfer. (General
Science. 1985. hal. 319-322).
Jika kita menghitung jumlah lapisan dari sumber ilmiah tersebut,
maka kita ketahui bahwa lapisan atmosfer tepat terdiri dari tujuh lapisan.
Seperti yang telah dinyatakan oleh ayat-ayat Al-Qur`an diatas. Adalah
sebuah keajaiban besar bahwa fakta-fakta ini, yang tak mungkin ditemukan tanpa
teknologi canggih abad ke 20 namun secara jelas telah disebutkan oleh Al-Qur`an
1400 tahun yang lalu.
7. Funsi gunung sebagai
pasak
Al-Qur`an juga mengarahkan perhatian kita pada fungsi geologi penting dari Bumi.
“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh
supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula)
di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk” (QS.
Al-Anbiyaa` [21] ayat 31).
Sebagaimana terlihat dan dinyatakan pada ayat tersebut bahwa
gunung-gunung berfungsi mencegah goncangan di permukaan Bumi. Kenyataan ini
tidaklah mungkin diketahui, dimasa ketika Al-Qur`an diturunkan. Nyatanya, hal
ini baru terungkap sebagai hasil penelitian geologi modern.
Menurut penemuan ini, gunung-gunung muncul sebagai hasil dari
pergerakan permukaan dan lempengan-lempengan raksasa yang membentuk kerak Bumi.
Kedua lempengan bertubrukan, lempengan yang lebih kuat menyelip dibawah
lempengan satunya. Sementara yang diatas melipat dan membentuk dataran tinggi
dan gunung. Lapisan bawah bergerak dibawah permukaan dan membentuk perpanjangan
yang dalam kebawah. Ini berarti gunung-gunung mempunyai bagian yang menghujam
jauh kebawah yang tak kalah besarnya dengan yang tampak di permukaan Bumi.
Dalam tulisan ilmiah, struktur Bumi digambarkan sebagai berikut:
“Pada bagian benua yang lebih tebal, seperti pada jajaran pegunungan, kerak
Bumi akan terbenam lebih dalam kedalam lapisan magma” (Genaral Science.
Carolyn Shoots, Robert Gerdner, Samuel F, Howe, Allyn and Bacon. Inc Newton
Massachusetts. 1985. hal. 30)
Dalam sebuah ayat, peran gunung seperti ini diungkapkan dalam
perumpamaan sebagai pasak.
“Bukankah Kami telah menjadikan Bumi itu sebagai hamparan?, dan
gunung-gunung sebagai pasak?,” (QS. An-Naba` [78] ayat 6-7)
Dengan kata lain, gunung-gunung mengenggam lempengan-lempengan
kerak Bumi dengan memanjang keatas dan kebawah permukaan Bumi pada titik
pertemuan lempengan-lempengan ini. Dengan cara ini mereka memancangkan kerak Bumi
dan mencegahnya dari terombang-ambing diatas cairan magma atau diantara
lempengan-lempengannya. Seingkatnya, kita dapat menyamakan gunung dengan paku
yang menjadikan lembaran-lembaran kayu tetap menyatu.
Fungsi pemancangan dari Bumi dijelaskan dalam tulisan ilmiah
Isostasy. Yang memiliki makna: “Kesetimbangan dalam kerak Bumi yang terjaga
oleh aliran materi bebatuan dibawah permukaan akibat tekanan gravitasi” (Webster
New Twentieth Century Dictionary 2nd ed “Isostasy” New York. Hal 975)
Peran penting ini yang ditemukan oleh ahli geologi modern dan
penelitian gempa telah dinyatakan dalam Al-Qur`an sekian abad yang lalu sebagai
bukti nyata akan ke Maha Agungan Allah SWT.
8. Pergerakan gunung
Dalam sebuah ayat kita diberitahu bahwa gunung-gunung tidaklah diam sebagaimana yang tampak, akan tetapi mereka terus menerus bergerak.
“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di
tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan
Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. An-Naml [27] ayat 88)
Gerakan gunung-gunung ini disebabkan pergerakan kerak Bumi dimana
tempat mereka berada. Kerak Bumi ini seperti mengapung diatas lapisan magma yang
lebih rapat.
Pada awal abad ke 20, untuk pertama kalinya dalam sejarah seorang
ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener dalam karyanya yang berjudul “Die
entstehung der kontinenteund ozeane” mengemukakan bahwa benua-benua
pada permukaan Bumi menyatu pada masa-masa awal Bumi. Namun kemudian bergeser
ke arah yang berbeda sehingga terpisah saat mereka bergerak saling menjauhi.
Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Alfred Wegener ini, baru pada
tahun 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya.
Pergeseran kerak Bumi ini yang ditemukan melalui penelitian
geologi di awal abad ke 20, dijelaskan oleh para ilmuwan sebagai berikut:
“Kerak dan bagian terluar dari magma dengan ketebalam sekitar 100 km, terbagi
atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama dan
beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempengan tektonik,
lempengan ini bergerak pada permukaan Bumi, membawa benua dan dasar laut
bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1-5 cm pertahun. Lempengan-lempengan
tersebut terus bergerak dan menghasilkan perubahan pada geografi Bumi secara
perlahan. Setiap tahun misalnya, samidra Atlantik menjadi sedikit lebih lebar” (Genaral
Science. Carolyn Shoots, Robert Gerdner, Samuel F, Howe, Allyn and Bacon. Inc
Newton Massachusetts. 1985. hal. 305)
Ada hal yang sangat penting yang perlu diungkapkan disini, dalam
ayat diatas Allah SWT telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana
mengapungnya perjalanan awan. Kini ilmuwan modern juga menggunakan
istilah “Continental Drift” atau gerakan mengapung dari benua
untuk pergerakan ini. Sehingga tidak dipertanyakan lagi bahwa ini adalah salah
satu keajaiban dari Al-Qur`an, sebab fakta ilmiah ini yang baru-baru saja
ditemukan oleh para ilmuwan telah dinyatakan oleh Al-Qur`an sejak dulu kala.
9. Rahasia besi
Besi adalah salah satu unsur yang dinyatakan secara jelas di dalam Al-Qur`an. Dalam surat Al-Hadiid yang berarti besi kita diberitahu sebagai berikut:
“…..,Dan Kami ciptakan/turunkan besi yang padanya terdapat
kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka
mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong
(agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya
Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa” (QS. Al-Hadiid [57] ayat 25).
Kata “Anzalna” yang berarti “Kami turunkan”, khusus
digunakan untuk besi dalam ayat ini dapat diartikan secara kiasan untuk
menjelaskan bahwa besi diciptakan untuk memberi manfaat bagi manusia. Tapi
ketika kita mempertimbangkan makna harfiah kata ini, yakni secara bendawi yang
diturunkan dari langit, kita akan menyadari bahwa ayat ini memiliki keajaiban
ilmiah yang sangat penting. Ini dikarenakan penemuan astronomi modern yang
telah mengungkap bahwa logam besi yang terdapat di Bumi kita berasal dari
bintang-bintang raksasa di angkasa luar. Logam berat di alam semesta, di buat
dan dihasilkan dalam inti bintang-bintang angkasa. Akan tetapi sistem tata
surya kita tidak memiliki struktur yang cocok untuk dapat menghasilkan besi
secara mandiri. Besi hanya dapat dibuat dan dihasilkan oleh bintang-bintang
yang jauh lebih besar dari Matahari yang suhunya mencapai beberapa ratus juta
derajat.
Ketika jumlah besi telah melebihi batas tertentu dari sebuah
bintang, bintang tersebut tidak lagi mampu menanggungnya dan akhirnya meledak
melalui peristiwa yang disebut Nova atau Super Nova. Akibat dari ledakan ini, meteor-meteor yang mengandung besi
bertaburan di seluruh penjuru alam semesta, dan mereka bergerak melalui ruang
hampa hingga mengalami tarikan oleh gaya gravitasi benda angkasa. Semua ini
menunjukkan bahwa logam besi tidak terbentuk di Bumi, melainkan kiriman dari
bintang-bintang yang meledak di ruang angkasa melalui meteor-meteor dan
diturunkan ke Bumi persis yang telah dinyatakan oleh ayat diatas. Jelaslah
bahwa fakta ini tidak dapat diketahui secara ilmiah pada abad ke 7 Masehi
ketika Al-Qur`an di turunkan.
10. Pembagian
hujan
Dalam sebuah ayat
Al-Qur`an disebutkan sifat angin yang mengawinkan dan terbentuknya hujan
karenanya.
“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan
(tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum
kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya” (QS. Al-Hijr
[15] ayat 22)
Dalam ayat ini ditekankan bahwa fase pertama terbentuknya hujan
adalah angin. Hingga awal abad ke 20, satu-satunya hubungan antara angin dan
hujan yang diketahui bahwa angin hanyalah menggerakkan awan. Namun penemuan
ilmu meteorologi modern telah menunjukkan peran mengawinkan dari angin dalam
pembentukkan hujan. Fungsi mengawinkan dari angin ini terjadi sebagaimana
berikut: “Diatas permukaan laut dan samudra, gelembung udara yang tak terhitung
jumlahnya terbentuk akibat pembentukan buih. Pada saat gelembung-gelembung ini
pecah, ribuan partikel kecil dengan diameter seperseratus milimeter terlempar
ke udara. Partikel-partikel ini yang dikenal sebagai Airosol bercampur
dengan debu daratan yang terbawa oleh angin dan selanjutnya terbawa sampai
keatas lapisan atmosfer. Partikel-partikel ini dibawa naik lebih tinggi keatas
oleh angin dan bertemu dengan uap air disana. Uap air mengembun disekitar
partikel-partikel air ini dan berubah menjadi butiran-butiran air.
Butiran-butiran air ini mula-mula berkumpul dan membentuk awan dan kemudian
jatuh ke Bumi dalam bentuk hujan.
Sebagaimana terlihat, angin mengawinkan uap air yang melayang di
udara dengan partikel-partikel yang dibawanya dari laut dan akhirnya membantu
pembentukan awan hujan. Apabila angin tidak memiliki sifat ini, butiran-butiran
air yang berada di bagian atas atmosfer tidak akan pernah terbentuk, dan hujan
pun tidak akan pernah terjadi. Hal terpenting disini adalah peran utama dari
angin dalam pembentukan hujan telah dinyatakan berabad-abad yang lalu dalam
sebuah ayat Al-Qur`an, pada saat orang mengetahui sedikit saja tentang fenomena
alam.
Fakta lain yang diberikan oleh Al-Qur`an mengenai hujan adalah
bahwa hujan diturunkan ke Bumi dalam kadar tertentu. Hal ini disebutkan dalam
surat Az-Zukhruf [43] ayat 11:
“Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang
diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah
kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur)”
Kadar dalam hujan inipun sekali lagi telah ditemukan melalui
penelitian modern. Diperkirakan dalam satu detik sekitar 16.000.000 ton/detik
air menguap dari Bumi. Angka ini menghasilkan 15 trilyun ton air pertahun.
Angka ini ternyata sama dengan jumlah air yang jatuh ke Bumi dalam satu tahun.
Hal ini berarti air senantiasa berputar dalam satu siklus yang seimbang menurut
aturan atau kadar tertentu.
Kehidupan di Bumi bergantung pada siklus air ini. Bahkan sekalipun
manusia menggunakan semua teknologi yang ada di Bumi ini, mereka tidak akan
mampu membuat siklus seperti ini. Bahkan penyimpangan kecil saja dari jumlah
ini akan segera mengakibatkan ketidakseimbangan ekologi yang
mampu mengakhiri kehidupan di muka Bumi ini. Namun hal ini tidak pernah terjadi
dan hujan senantiasa turun pertahun dalam jumlah yang benar-benar sama seperti
yang telah dinyatakan dalam Al-Qur`an.
11. Lautan yang tidak
bercampur satu sama lainnya
Salah satu dari sekian banyak sifat dari lautan yang baru-bari ini ditemukan adalah berkaitan dengan ayat Al-Qur`an sebagai berikut:
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian
bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing” (QS.
Ar-Rahmaan [55] ayat 19-20).
Sifat lautan yang saling bertemu akan tetapi tidak bercampur
antara satu sama lainnya ini telah temukan oleh para ahli kelautan baru-baru
ini. Dikarenakan gaya fisika yang dinamakan “Tegangan Permukaan” air dari
laut-laut yang saling bersebelahan tidak menyatu. Akibat adanya perbedaan massa
jenis, tegangan permukaan mencegah lautan dari bercampur antara satu sama
lainnya. Seolah terdapat dinding tipis yang memisahkan mereka.
12. Jenis kelamin bayi
Hingga beberapa
waktu yang lalu dinyakini bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh sel ibunya.
Atau paling tidak dipercayai bahwa jenis kelamin ditentukan oleh jenis sel
jantan dan sel betina secara bersama-sama. Akan tetapi Al-Qur`an memberitahukan
kita tentang informasi yang berbeda. Dimana disebutkan bahwa jenis kelamin
laki-laki atau perempuan ditentukan oleh airmani (sperma) yang
dipancarkan ke dalam rahim.
“Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria
dan wanita. dari air mani, apabila dipancarkan” (QS. An-Najm
[53] ayat 45-46).
Cabang ilmu genetika dan biologi molekuler yang sedang berkembang
secara ilmiah telah membenarkan kecermatan informasi yang diberikan dari
Al-Qur`an. Kini dipahami bahwa jenis kelamin ditentukan sel spermadari
laki-laki, dan perempuan tidak memiliki peran apapun dalam proses ini. Kromosom merupakan
unsur utama dalam penentuan jenis kelamin. 2 dari 46 kromosom yang
menentukan struktur seorang manusia diketahui sebagai kromosom jenis
kelamin. 2 kromosom ini dinamakan XY pada laki-laki dan XX
pada perempuan, karena bentuk-bentuk kromosom ini mirip dengan
huruf X dan Y. Kromorom Y membawa gen yang mengkode sifat
laki-laki, sedangkan kromosom X membawa gen yang mengkode
sifat perempuan.
Pembentukan seorang manusia baru berawal dari kombinasi silang
salah satu kromosom-kromosom ini, yang berada di dalam tubuh
laki-laki dan perempuan secara berpasangan. Pada perempuan, kedua komponan sel
kelamin yang terbelah menjadi dua selama ovulasi membawa kromosom X.
Sebaliknya, sel kelamin laki-laki menghasilkan dua sperma yang
berbeda. Satu mengandung kromosom X dan yang lainnya kromosom Y.
Jika semua kromosom X dari perempuan bergabung dengan sperma
yang mengandung kromosom X maka bayi tersebut adalah
perempuan. Jika ia bergabung dengan sperma yang mengandung kromosom Y,
maka bayi tersebut adalah laki-laki. Dengan kata lain, jenis kelamin seorang
bayi ditentukan oleh jenis kromosom dari laki-laki yang
bergabung dengan sel perempuan.
Tak satupun tentang hal ini diketahui hingga penemuan dari ilmu
genetika pada abad ke 20. Bahkan dalam sejumlah masyarakat, dipercaya bahwa
jenis kelamin bayi ditentukan oleh tubuh perempuan. Itulah mengapa para wanita
dipersalahkan apabila melahirkan anak perempuan.
Tiga belas abad sebelum gen manusia ditemukan, Al-Qur`an telah
memberikan penjelasan yang menolak kepercayaan tahayul ini dan menunjukkan
bahwa penentuan jenis kelamin ini bukanlah berasal dari perempuan, tetapi dari
air mani (sperma) dari laki-laki. Jika kita terus memperlajari
fakta-fakta yang diberitakan di dalam Al-Qur`an mengenai pembentukan manusia,
sekali lagi kita akan menjumpai keajaiban ilmiah yang sungguh penting. Ketika
sel sperma laki-laki bergabung dengan sel telur wanita, inti sari bayi yang
akan lahir terbentuk. Sel tunggal yang dikenal dengan Zigot dalam
ilmu biologi ini, akan segera berkembang biak dengan membelah diri hingga
akhirnya menjadi segumpal daging. Tentu saja hal ini hanya dapat dilihat oleh
manusia dengan bantuan mikroskop.
Namun Zigot tersebut tidak pernah melewatkan
tahap pertumbuhannya begitu saja. Ia melekat pada dinding rahim seperti akar
yang kokoh menamcap di Bumi. Melalui hubungan semacam ini, Zigot mampu
mendapatkan zat-zat yang terdapat di dalam tubuh sang ibu bagi pertumbuhannya.
Disisi lain dari bagian ini menunjukkan salah satu dari keajaiban Al-Qur`an
terungkap. Saat merujuk pada Zigot yang tumbuh pada rahim ibu,
Allah SWT menggunakan kata “`Alaq ” di dalam Al-Qur`an;
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Maha Pemurah” (QS. Al-`Alaq [96] ayat 1-3)
Arti kata “`Alaq” dalam bahasa Arab adalah sesuatu yang
menempel pada suatu tempat. Kata ini secara harfiah digunakan untuk seekor
lintah yang menempel pada tubuh untuk menghisap darah. Tentunya bukanlah suatu
kebetulan bahwa sebuah kata yang sedemikian tepat digunakan untuk sebuah Zigot yang
sedang tumbuh dalam rahim ibunya. Hal ini sekali lagi membuktikan bahwa
Al-Qur`an merupakan wahyu dari Allah SWT, Tuhan semesta alam.
13. Sidik jari
Saat dikatakan
dalam Al-Qur`an bahwa adalah mudah bagi Allah SWT untuk menghidupkan manusia
setelah kematiaannya, maka kenyataan tentang sidik jari manusia secara khusus
ditekankan.
“Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari
jemarinya dengan sempurna” (QS. Al-Qiyamah [75] ayat 4)
Penekanan pada sidik jari memiliki makna yang sangat khusus. Ini
dikarenakan sidik jari setiap orang adalah khas bagi dirinya sendiri. Setiap
orang yang hidup atau pernah hidup di dunia ini, memiliki serangkaian bentuk
sidik jari yang unik dan berbeda dari orang lain. Itulah mengapa, sidik jari
digunakan untuk kartu identitas yang sangat penting bagi pemiliknya dan
digunakan untuk tujuan ini di seluruh penjuru dunia akan tetapi yang unik adalah bahwa keunikan yang terdapat
pada sidik jari ini baru ditemukan di akhir abad ke 19. Sebelumnya, orang hanya
menghargai bahwa sidik jari hanyalah sebuah lengkungan tanpa makna khusus.
Namun dalam Al-Qur`an, Allah SWT merujuk pada sidik jari yang sedikitpun tidak
menarik perhatian orang pada waktu itu, dan mengarahkan perhatian kita akan
arti penting dari sidik jari yang baru mampu dipahami oleh para ahli di zaman
sekarang.
14. Otot yang
membungkus tulang
Sistem informasi
lain yang disebutkan dalam ayat-ayat Al-Qur`an adalah tahap-tahap pembentukan
manusia dalam rahim ibu. Disebutkan dalam ayat tersebut bahwa dalam rahim ibu
mulanya tulang-tulang terbentuk dan selanjutnya terbentuklah otot yang
membungkus tulang-tulang ini.
“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian
Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta
Yang Paling Baik” (QS. Al-Mu`minuun [23] ayat 14)
Embriologi adalah cabang ilmu yang mempelajari perkembangan embrio di
dalam rahim ibu. Hingga akhir-akhir ini para ahli embriologi beranggapan
bahwa tulang dan otot dalam embrio terbentuk secara bersamaan. Karenanya, sejak
lama banyak orang yang mengatakan bahwa ayat ini bertentangan dengan ilmu
pengetahuan. Namun penelitian canggih dengan mikroskop yang dilakukan dengan
perkembangan teknologi baru, telah mengungkap bahwa pernyataan Al-Qur`an adalah
benar kata demi katanya.
Penelitian di tingkat mikroskopis ini menunjukkan bahwa
perkembangan dalam rahim ibu terjadi persis dengan yang digambarkan dalam ayat
diatas. Pertama, jaringan tulang rawan embrio mulai mengeras. Kemudian sel-sel
otot yang terpilih dari jaringan disekitar tulang-tulang bergabung dan
membungkus tulang-tulang ini. Peristiwa ini digambarkan dalam terbitan ilmiah
dengan kalimat berikut; “Dalam minggu ketujuh, rangka mulai tersebar ke seluruh
tubuh dan tulang belulang mencapai bentuknya yang kita kenal. Pada akhir minggu
ketujuh dan selama minggu kedelapan, otot-otot menempati posisinya disekeliling
bentuk tulang” (Moore, Developing Human, cetakan keenam, 1998). Singkatnya,
tahap-tahap pembentukan manusia sebagaimana yang telah disebutkan oleh
Al-Qur`an benar-benar sesuai dengan penemuan embriologi modern.
15. Tiga tahapan janin
dalam rahim
Dalam Al-Qur`an bahwa manusia dipaparkan melalui tiga tahapan di dalam rahim ibunya.
Dalam Al-Qur`an bahwa manusia dipaparkan melalui tiga tahapan di dalam rahim ibunya.
“……, Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian
dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu,
Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu
dapat dipalingkan?” (QS. Az-Zumar[39]ayat6)
Tiga kegelapan itu ialah kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam rahim.
Tiga kegelapan itu ialah kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam rahim.
Sebagaimana yang akan dipahami dalam ayat ini yang ditunjukkan
bahwa seorang manusia diciptakan dalam tubuh ibunya dalam tiga tahapan yang
berbeda. Sungguh biologi modern telah mengungkap bahwa pembentukan embrio pada
bayi terjadi dalam tiga tempat yang berbeda di dalam rahim ibu. Sekarang di
semua buku embriologi yang digunakan dalam beberapa fakultas
kedokteran, hal ini dijadikan sebagai pengetahuan dasar. Misalnya, dalam
buku “Basic Human Embriologi” sebuah buku referensi utama
dalam embriologi, fakta ini diuraikan sebagai berikut; “Kehidupan dalam rahim
memiliki tiga tahapan. Pre embrionik 2,5 minggu pertama, embrionik sampai
akhir minggu ke delapan, dan janin dari minggu kedelapan sampai kelahiran.
Fase-fase ini mengacu pada tahap-tahap yang berbeda dari
perkembangan seorang bayi. Informasi yang terjadi mengenai janin dalam rahim
ini baru didapatkan setelah serangkaian pengamatan dan menggunakan peralatan
modern. Namun, sebagaimana fakta ilmiah lainnya, informasi-informasi ini
disampaikan dalam ayat-ayat Al-Qur`an dengan cara yang ajaib. Fakta yang
sedemikian rinci dan akurat diberikan oleh Al-Qur`an pada saat orang memiliki
sedikit sekali informasi di bidang kedokteran, merupakan bukti nyata bahwa Al-Qur`an
bukanlah ucapan manusia, melainkan firman dari Allah SWT.
16. Berita untuk masa
depan dari Al-Qur`an
1) Kemenangan kaum Muslim
Sisi keajaiban lain dari Al-Qur`an adalah ia memberitakan terlebih
dahulu sebuah peristiwa yang akan terjadi di masa mendatang. Ayat 27 dari surat
Al-Fath [48] misalnya memberi kabar gembira kepada orang-orang yang beriman
bahwa kelak akan menguasai kota Mekkah yang pada saat itu adalah penyembah
berhala.
“Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang
kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan
memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut
kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah
mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu
kemenangan yang dekat”
Selang beberapa lama sebelum terjadi Perdamaian Hudaibiyah Nabi Muhammad SAW. bermimpi bahwa beliau bersama para sahabatnya memasuki kota Mekah dan Masjidil Haram dalam keadaan sebahagian mereka bercukur rambut dan sebahagian lagi bergunting. Nabi mengatakan bahwa mimpi beliau itu akan terjadi nanti. Kemudian berita ini tersiar di kalangan kaum muslim, orang-orang munafik, orang-orang Yahudi dan Nasrani. Setelah terjadi perdamaian Hudaibiyah dan kaum muslimin waktu itu tidak sampai memasuki Mekah maka orang-orang munafik memperolok-olokkan Nabi dan menyatakan bahwa mimpi Nabi yang dikatakan beliau pasti akan terjadi itu adalah bohong belaka. Maka turunlah ayat ini yang menyatakan bahwa mimpi Nabi itu pasti akan menjadi kenyataan di tahun yang akan datang. Dan sebelum itu dalam waktu yang dekat Nabi akan menaklukkan kota Khaibar. Andaikata pada tahun terjadinya Perdamaian Hudaibiyah itu kaum muslim memasuki kota Mekah, maka dikhawatirkan keselamatan orang-orang yang menyembunyikan imannya yang berada dalam kota Mekah waktu itu. Ketika kita lihat lebih dekat lagi ayat tersebut terlihat mengumumkan adanya kemenangan lain yang akan terjadi sebelum kemenangan Mekkah. Sesungguhnya, sebagaimana yang dikemukakan dalam ayat tersebut maka kaum Mukmin terlebih dahulu memenangkan di benteng Khaibar yang berada di bawah kendali Yahudi dan kemudian baru memasuki Mekkah.
Selang beberapa lama sebelum terjadi Perdamaian Hudaibiyah Nabi Muhammad SAW. bermimpi bahwa beliau bersama para sahabatnya memasuki kota Mekah dan Masjidil Haram dalam keadaan sebahagian mereka bercukur rambut dan sebahagian lagi bergunting. Nabi mengatakan bahwa mimpi beliau itu akan terjadi nanti. Kemudian berita ini tersiar di kalangan kaum muslim, orang-orang munafik, orang-orang Yahudi dan Nasrani. Setelah terjadi perdamaian Hudaibiyah dan kaum muslimin waktu itu tidak sampai memasuki Mekah maka orang-orang munafik memperolok-olokkan Nabi dan menyatakan bahwa mimpi Nabi yang dikatakan beliau pasti akan terjadi itu adalah bohong belaka. Maka turunlah ayat ini yang menyatakan bahwa mimpi Nabi itu pasti akan menjadi kenyataan di tahun yang akan datang. Dan sebelum itu dalam waktu yang dekat Nabi akan menaklukkan kota Khaibar. Andaikata pada tahun terjadinya Perdamaian Hudaibiyah itu kaum muslim memasuki kota Mekah, maka dikhawatirkan keselamatan orang-orang yang menyembunyikan imannya yang berada dalam kota Mekah waktu itu. Ketika kita lihat lebih dekat lagi ayat tersebut terlihat mengumumkan adanya kemenangan lain yang akan terjadi sebelum kemenangan Mekkah. Sesungguhnya, sebagaimana yang dikemukakan dalam ayat tersebut maka kaum Mukmin terlebih dahulu memenangkan di benteng Khaibar yang berada di bawah kendali Yahudi dan kemudian baru memasuki Mekkah.
2) Kemenangan Bizantium
Penggalan berita lain yang berhubungan dengan masa depan di dalam
Al-Qur`an ditemukan dalam ayat pertama surat Ar-Ruum [30] yang merujuk pada
kekaisaran Bizantium wilayah timur kekaisaran Romawi. Dalam ayat-ayat ini
disebutkan bahwa kekaisaran Bizantium telah mengalami kekalahan besar tetapi
akan kembali mendapatkan kemenangan.
“Telah dikalahkan bangsa Rumawi, di negeri yang terdekat/terendah dan mereka sesudah
dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun lagi. Bagi Allah-lah urusan
sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Romawi) itu
bergembiralah orang-orang yang beriman,” (QS. Ar-Ruum [30] ayat 2-4)
Bangsa Rumawi adalah satu bangsa yang beragama Nasrani yang mempunyai Kitab Suci sedang Bangsa Persia adalah beragama Majusi, menyembah api dan berhala (musyrik). Kedua bangsa itu saling perang memerangi. Ketika tersiar berita kekalahan bangsa Rumawi oleh bangsa Persia, maka kaum musyrik Mekah menyambutnya dengan gembira karena berpihak kepada orang musyrikin Persia. Sedang kaum muslimin berduka cita karenanya. Kemudian turunlah ayat ini dan ayat yang berikutnya menerangkan bahwa bangsa Rumawi sesudah kalah itu akan mendapat kemenangan dalam masa beberapa tahun saja. Hal itu benar-benar terjadi. Beberapa tahun sesudah itu menanglah bangsa Rumawi dan kalahlah bangsa Persia. Dengan kejadian yang demikian nyatalah kebenaran Nabi Muhammad s.a.w. sebagai Nabi dan Rasul dan kebenaran Al Quran sebagai firman Allah. Waktu antara kekalahan bangsa Rumawi (tahun 614-615) dengan kemenangannya (tahun 622 M.) bangsa Rumawi adalah kira-kira tujuh tahun.
Bangsa Rumawi adalah satu bangsa yang beragama Nasrani yang mempunyai Kitab Suci sedang Bangsa Persia adalah beragama Majusi, menyembah api dan berhala (musyrik). Kedua bangsa itu saling perang memerangi. Ketika tersiar berita kekalahan bangsa Rumawi oleh bangsa Persia, maka kaum musyrik Mekah menyambutnya dengan gembira karena berpihak kepada orang musyrikin Persia. Sedang kaum muslimin berduka cita karenanya. Kemudian turunlah ayat ini dan ayat yang berikutnya menerangkan bahwa bangsa Rumawi sesudah kalah itu akan mendapat kemenangan dalam masa beberapa tahun saja. Hal itu benar-benar terjadi. Beberapa tahun sesudah itu menanglah bangsa Rumawi dan kalahlah bangsa Persia. Dengan kejadian yang demikian nyatalah kebenaran Nabi Muhammad s.a.w. sebagai Nabi dan Rasul dan kebenaran Al Quran sebagai firman Allah. Waktu antara kekalahan bangsa Rumawi (tahun 614-615) dengan kemenangannya (tahun 622 M.) bangsa Rumawi adalah kira-kira tujuh tahun.
Ayat-ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi. Hampir
tujuh tahun dari kekalahan hebat Bizantium kristen di tangan bangsa Persia.
Ketika itu Bizantium kehilangan Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini
bahwa bangsa Romawi dalam waktu dekat akan menang. Padahal Bizantium pada waktu
itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat sehingga tampak mustahil baginya
untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi merebut kemenangan
kembali.
Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avars, Slavia dan
Lombard menjadi ancaman serius bagi kekaisaran Bizantium. Bangsa Avars telah
datang hingga batas dinding kota Konstantinopel. Kaisar Bizanitum, Heraklius
telah memerintahkan agar emas dan perak yang ada di dalam gereja dilebur untuk
dijadikan uang dalam membiayai pasukan perang. Banyak gubernur yang memberontak
melawan kaisar Heraklius, dan kekaisaran tersebut telah berada pada titik
kehancuran. Mesopotamia, Sulisia, Syiria, Palestina, Mesir dan Ermenia, yang
semula dikuasai oleh Bizantium diserbu oleh bangsa Persia. Pendek kata setiap
orang akan mengira bahwa kekaisaran Bizanitium akan runtuh. Tetapi tepat disaat
seperti itu ayat pertama dari surat Ar-Ruum di turunkan dan memberitahukan
bahwa Bizantium akan memperoleh kemenangan dalam beberapa tahun lagi.
Setelah tujuh tahun setelah ayat pertama dari surat Ar-Ruum
tersebut diturunkan atau tepatnya pada Desember tahun 627 Masehi, perang
penentu antara kekaisaran Bizantium dan Persia terjadi di Benefer. Dan kali ini
pasukan Bizantium secara mengejutkan mengelahkan pasukan Persia. Beberapa bulan
kemudian bangsa Persia harus membuat perjanjian dengan Bizantium yang
mewajibkan mereka untuk mengembalikan wilayah yang telah mereka ambil dari
Bizantium. Akhirnya kemenangan bangsa Romawi yang di umumkan oleh Allah SWT di
dalam Al-Qur`an secara ajaib menjadi kenyataan.
3) Informasi mengenai tempat terendah di muka
Bumi
Keajaiban lain yang diungkapkan dalam ayat ini adalah pengumuman
fakta geografis yang tak dapat ditemukan oleh orang pada masa itu. Dalam ayat
ketiga surat Ar-Ruum memberitakan bahwa bangsa Romawi telah dikalahkan di
tempat yang paling rendah dari Bumi ini. Ungkapan “Adna al ard” diartikan
sebagai tempat yang dekat dalam banyak terjemahan. Namun ini bukanlah makna
harfiah dari kalimat tersebut. Tetapi lebih berupa sebuah penafsiran atasnya.
Kata “Adna” dalam bahasa Arab diambi dari kata “Dani” yang
berarti rendah. Dan“Ardh” yang berarti Bumi. Karena itu,
ungkapan “Adna al Ard” berarti tempat paling rendah di Bumi.
Yang paling menarik, tahap-tahap peperangan antara kekaisaran Bizantium dan
Persia ketika Bizantium dikalahkan dan kehilangan Yerusalem, benar-benar
terjadi pada titik terendah di Bumi. Wilayah yang dimaksudkan ini adalah
cekungan Laut Mati. Yang terletak di titik pertemuan wilayah yang dimiliki oleh
Syria, Palestina dan Yordania.
Laut Mati terletak 396 meter dibawah permukaan laut sehingga
menjadikannya sebagai tempat terendah di Bumi. Ini berarti Bizantium dikalahkan
oleh bangsa Persia ditempat yang terendah di Bumi. Persis seperti yang
disebutkan di dalam Al-Qur`an. Hal
menarik dari fakta ini adalah bahwa ketinggian Laut Mati yang mampu diukur
dengan teknik pengukuran modern, sebelumnya menjadi mustahil untuk seseorang
dapat mengetahui bahwa wilayah ini adalah tempat terendah di Bumi. Namun, dalam
Al-Qur`an tempat ini dinyatakan sebagai tempat yang terendah di Bumi.
Demikianlah, ini membuktikan lagi bahwa Al-Qur`an adalah wahyu Illahi.
sumber : Antoro, Mashudi (2010) . Keajaiban Al-qur'an dan Pembenarannya Secara Ilmiah . http://oediku.wordpress.com/2010/06/01/keajaiban-al-quran-dan-pembenarannya-secara-ilmiah/#more-2065 . 20 November 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar