Penciptaan Alam Semesta dalam Pandangan Hubungan Sains dan Islam
Dalam
meninjau hubungan sains dan agama, disini akan menunjukkan pandangan keempat
tipe hubungan sains dan Islam terhadap satu tema penting seputar penciptaan
alam semesta menurut tesis konflik, independensi, dialog, dan integrasi.
1.
Konflik
Pandangan
Konflik dihadirkan oleh kalangan Atheis yang mengatakan bahwa keseimbangan gaya
pada alam semesta yang menghasilkan kondisi yang kondusif bagi munculnya
kehidupan dan kecerdasan adalah kebetulan semata. Menurut mereka, manusia secara
kebetulan berada di dalam sebuah alam semesta yang memungkinkan hadirnya
kehidupan dan kecerdasan. Demikian pula pendapat materialis ilmiah mengenai
kosmologi mengarahkan manusia kepada faktor kebetulan atau keniscayaan, bukan
mengarahkan manusia kepada desain atau tujuan.
2.
Independensi
Pada
pandangan independensi, kalangan teolog mengklaim adanya keharmonisan antara
proses kosmik dengan Kitab Kejadian. Sejarah kosmik yang menghasilkan pesona
yang cerdas ditafsirkan sebagai ekspresi dari tujuan Tuhan dan sebagai
manifestasi sifat Tuhan yang cerdas dan personal.
Selanjutnya
pendukung Independensi mengkalim bahwa makna religius dari penciptaan dan
fungsi penciptaan tidak ada kaitannya dengan teori ilmiah tentang proses fisika
kosmologi yang terjadi pada masa lalu. Menurut mereka dunia tidak pula menjadi
bagian dari Tuhan, atau berbeda dengan Tuhan. Sejumlah Teolog berbagi pandangan
bahwa kitab suci membawa gagasan yang dapat diterima, tidak tergantung pada
kosmologi sains. Sains dan agama melayani fungsi yang berbeda dalam kehidupan
manusia. Tujuan sains adalah memahami hubungan sebab-akibat diantara
fenomena-fenomena alam, sedangkan tujuan agama adalah mengikuti suatu jalan
hidup di dalam kerangka makna yang lebih besar. Pemisahan tersebut menutup
kemungkinan adanya hubungan positif dan koheren antara sains dan agama.
3.
Dialog
Pendukung
tesis dialog mengatakan bahwa sains memiliki perkiraan dan
pertanyaan-pertanyaan batas yang tidak dapat dijawab sendiri oleh sains. Maka
untuk menemukan jawaban atas pertanyaan sains itu, mereka menggunakan tradisi
keagamaan dengan doktrin biblikal tentang penciptaan yang memberikan
konstribusi penting terhadap kemajuan sains tanpa merusak integritas sains itu
sendiri.
4.
Integrasi
Pendukung
tesis integrasi merespon masalah kosmologi ini dengan korelasi yang lebih dekat
antara kepercayaan keagamaan dengan teori ilmiah daripada yang dilakukan oleh
pendukung tesis dialog. Gagasan mereka adalah bahwa Tuhan
benar-benar mengontrol semua peristiwa penciptaan yang tampak oleh manusia
sebagai kebetulan. Manusia dapat melihat desain proses keseluruhan di dalam
kehidupan yang terjadi dengan kombinasi dan ciri proses tertentu. Keindahan
bumi yang luar biasa mengekspresikan rasa syukur atau berkah kehidupan, serta
bentangan ruang dan waktu kosmos yang tak terbayangkan memperlihatkan kerja
Sang Pencipta yang diidentifikasi bertujuan sebagai tatanan pemikiran bagi
manusia bahwa segala sesuatu terjadi menurut perencanaan yang sangat terperinci
dan dalam kontrol total Tuhan.
Beberapa
fisikawan memandang adanya bukti desain dalam alam semesta ini. Dyson misalnya
telah memberikan sejumlah contoh tentang sejumlah peristiwa yang tampaknya
mengarah ke terbentuknya alam semesta yang dapat dihuni. Kemudian dia menyimpulkan
bahwa semakin banyak dia menelaah alam semesta dan mencermati detail
arsitekturnya, semakin banyak bukti yang saya temukan bahwa alam semesta dalam
sejumlah pengertian telah mengetahui keberadaan kita, artinya telah desain
arsitekturnya telah dicocokkan dengan kondisi biologis kita. Kaum beragama
telah menggap hal ini sebagai bagian dari desain Tuhan.
Setelah
meninjau pandangan keempat tipe hubungan sains dan agama dalam merespon masalah
penciptaan, kami lebih mendukung dan mengakomodasi pendekatan integrasi dalam
menghubungkan sains dan Islam, karena dalam hubungan integrasi ini
keanekaragaman realitas yang relatif terpadu dengan Kesatuan Realitas yang
Mutlak. Di mana realitas sains memiliki konvergensi dengan realitas yang
diungkapkan Alquran mengenai fenomena alam dan manusia. Tanpa integritas
keduanya, manusia akan terus menghadapi problematika modernitas sains di tengah
pesatnya perkembangan teknologi.
sumber : Erliani ,Sa’adah dan Hamdan Husein B. (2011).PANDANGAN HUBUNGAN SAINS DAN ISLAM(Konflik, Independensi, Dialog, dan Integrasi). 17 November 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar